RESUME RASIO
SOLVABILITAS, RASIO PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR
- Rasio Solvabilitas
Menurut (Kasmir;2010;112) Rasio solvabilitas atau
leverage ratio yaitu rasio yag dgunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Adapun jenis-jenis ratio solvabilitas antara lain:
a.
Debt to assets ratio (Debt Ratio)
Yaitu rasio utang yang digunakan untuk mengukur berapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus:
debt ratio : Total Debt / total
assets
b.
Debt to Equity Ratio
Yaitu rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) denga pemilik perusahaan.dengan kata lain rasio ini untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Rumus:
debt to equity ratio = Total
Utang (Debt)
Ekuitas
c.
Long Term Debt to Equity ratio(LTDtER)
Yaitu rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
Rumus:
LTDtER : Long Term Debt
Equity
d.
Times Interest Earned
Yaitu rasio untuk mencari jumah kali perolehan bunga.
Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan unuk membayar biaya bunga, sama
seperti coverage ratio menurut james C,van Horne.
Rumus:
times interest earned:
EBIT
Biaya Bunga interest
e.
Fixed Charge Coverage
Yaitu rasio yang menyerupai rasio times interest
earned. Hanya bedanya dalam rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh
utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa.biaya tetap
merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.
Rumus:
Fixed Charge Coverage: EBIT +
Biaya Bunga + kewajiban sewa
biaya bunga + kewajiban Sewa
Contoh Kasus solvabilitas
PT ANGKASA, Tbk.
NERACA
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2011(dalam ribuan)
2010
|
2011
|
2010
|
2011
|
||
Asset
|
Pasiva
|
||||
Aset
Lancar:
|
Utang
Lancar:
|
||||
Kas
|
1,150
|
1,000
|
Utang
Dagang
|
2,150
|
2,200
|
Giro
|
125
|
160
|
Utang
Wesel
|
100
|
50
|
Surat
Berharga
|
240
|
190
|
Utang bank
|
400
|
250
|
Piutang
|
1,350
|
1,250
|
Utang
lainnya
|
50
|
100
|
Persediaan
|
1,135
|
1,500
|
Total
Utang Lancar
|
2.700
|
2,600
|
Total Aset
Lancar
|
4,000
|
4,100
|
Utang
Jangka Panjang:
|
||
Aset
Tetap:
|
Utang Bank
3th
|
3,750
|
3,000
|
||
Tanah
|
1,000
|
2,000
|
Utang
Obligasi
|
2,000
|
1,400
|
Mesin
|
1,500
|
2,500
|
Utang
hipotik
|
250
|
1,100
|
Kendaraan
|
1,500
|
1,000
|
Total
Utang Jk Panjang
|
4,000
|
3,400
|
Akum.Penyusutan
|
(700)
|
(800)
|
Modal:
|
||
Total Aset
Tetap
|
3,300
|
4,650
|
Modal
setor
|
2,000
|
3,500
|
Aktiva
lainnya
|
Cadangan
Laba
|
300
|
1,500
|
||
Total
aktiva Lainnya
|
1,700
|
2,250
|
Total
Modal
|
2,300
|
5,000
|
Total
Asset
|
9,000
|
11,000
|
Total
Pasiva
|
9,000
|
11,000
|
PT ANGKASA, Tbk.
LAPORAN LABA/RUGI
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2011(dalam ribuan)
Keterangan
|
2010
|
2011
|
Penjualan
|
8,500
|
10,400
|
Harga Pokok Penjualan
|
( 5,250)
|
( 6,000 )
|
Laba Kotor
|
3,250
|
4,400
|
Biaya Operasi:
|
||
Biaya umum dan administrasi
|
500
|
500
|
Biaya penjualan
|
1,000
|
1,100
|
Biaya lain-lain
|
100
|
100
|
Jumlah Biaya Operasi
|
1,600
|
1,700
|
Laba Kotor Operasi
|
1,650
|
2,700
|
By
penyusutan
|
700
|
850
|
Pendapatan
bersih operasi
|
950
|
1.850
|
Pendapatan
lainnya
|
1.650
|
1.750
|
EBIT
|
2,600
|
3,600
|
Biaya
Bunga
|
||
Bunga Bank
|
500
|
400
|
Bunga
Obligasi
|
200
|
100
|
Total
Biaya Bunga
|
700
|
500
|
EBT
|
1,900
|
3,100
|
Pajak 20%
|
380
|
620
|
EAIT
|
1,520
|
2,480
|
a.
Debt To assets ratio
- Untuk Tahun 2010:
debt ratio : Rp.6000
Rp. 9000
:0,74%
Rasio ini menunjukan bahwa 74%
pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2009,artinya bahwa
setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan, maka Rp. 74,- dibiayai dengan utang dan
Rp 26,- disediakan oleh pemegang saham.
- Untuk tahun 2011
debt ratio : Rp.6000
Rp. 11000
:0,54%
Rasio ini menunjukan bahwa 54%
pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010,artinya bahwa
setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan, maka Rp. 54,- dibiayai dengan utang dan
Rp 46,- disediakan oleh pemegang saham.
Jika rata-rata industri 35%, maka
debt to assets ratio perusahaan diatas rata-rata industri sehingga mempermudah
perusahaan untuk memperoleh pinjaman.
b.
debt to equity ratio
- untuk tahun 2010
debt to
equity ratio: Rp.6700
Rp. 9000
:2,91 kali
- untuk tahun 2010
debt to equity ratio : Rp.6000
Rp.5000
:1,20 kali
Rasio ini menunjukan bahwa kreditor
menyediakan Rp.2,91 tahun 2010 untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang
saham. Untuk tahun 2011 sebesar Rp.120,- untuk setiap Rp.100,- yang disediakan
pemegang saham turun jauh 2010 dan ini menunjukan lebih baik dari tahun
sebelumnya atau ada peningkatan dalam penyediaan dana.
c.
Long term debt to equity ratio
- Untuk tahun 2010
LTDrER : Rp. 4000
Rp.2300
: 1,8
kali
- Untuk tahun 2011
LTDrER : Rp. 3400
Rp.5000
: 0,68 kali
Rasio ini menunjukan bahwa kreditor
menyediakan Rp.180 tahun 2010 untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang
saham. Untuk tahun 2011 sebesar Rp.68,- untuk setiap Rp.100,- yang disediakan
pemegang saham
d.
Times Interest Earned
- Untuk tahun 2010
times interest earned: Rp. 2600
Rp. 700
: 3,8 kali
- Untuk tahun 2011
times interest earned: Rp. 2600
Rp. 700
: 3,8 kali
Times interest earned tahun 2010
adalah 3,8 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutupi 3,8 kali dari
laba sebelum bunga dan pajak,kemudian untuk tahun 2011 adalah 7,2 kali atau
dengan kata lain biaya bunga dapat ditutupi 7,2 kali laba sebelum pajak dan
bunga.
Rata industri untuk usaha yang sama
10 kali.maka untuk tahun 2010 dan 2011 kurang baik.walapun ditahun 2011 lebih
baik dari pada tahun 2010.
e.
Fixed charge coverage
§ Untuk tahun 2010
f.
fixed charge coverage: Rp. 1900+Rp.700+Rp. 50
Rp.700+Rp.50
:
3,6 kali
:
Untuk tahun 2011
§ fixed
charge coverage: Rp. 3100+Rp.500+Rp. 60
Rp.500+Rp.60
:
6,6 kali
Jika Rata
–rata industri untuk fixed charge coverage 10 kali,maka untuk tahun 2010 hanya
3.6 kali dan ini nilai kurang baik, karena masih dibawah rata-rata industri dan
hal ini tentu menyulitkan perusahaan untuk memperleh pinjaman,sama juga untuk
tahun 2011.
- Rasio Profitabilitas
Menurut (Kasmir;2010;115) Rasio Profitabilitas yaitu
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan.hal itu ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjulaan dan
pendapatan investasi. Rasio ni menunjukan efisiensi peusahaan.
Jenis –jenis rasio dalam profitabilitas yaitu:
- Profit margin (profit margin on sales)
Merupaka salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mencari hasil Profit Margin ada dua
cara yaitu dengan marin laba Kotor dan margin laba bersih.
Rumus:
- Untuk margin laba kotor
profit margin :penjualan bersih -hpp
sales
- Untuk margin laba bersih
profit margin :EAIT
sales
- Return On Invesment (ROI)
Merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dala perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Untuk mencari hasil
mengembalian investasi ada dua cara yaitu Rumus dari ROI dan Berdasarkan
pendekatan Du Point
Rumus:
ROI : EAIT
Total Asset
a.
Return On Invesment (ROI) dengan pendekatan Du Point
Rumus:
ROI : margin laba bersih X Perputaran Total asset
- Return on Equity
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini makin baik.artinya posisi pemilik perusahaan
makin kuat. Untuk mencari hasil mengembalian modal sendiri ada dua cara yaitu
Rumus dari ROE dan Berdasarkan pendekatan Du Point
Rumus:
ROE : EAIT
Equity
b.
Return On Invesment (ROI) dengan pendekatan Du Point
ROI : margin laba bersih X Perputaran Total
asset
- Laba Per saham Biasa
Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio rendah maka manajemen
belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham dan sebaliknya.
Rumus :
LabaPer saham Biasa :laba saham biasa
saham biasa yang beredar
- Rasio Pasar
Rasio Pasar merupakan indicator
untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran prestasi perusahaan yang
dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu investor dalam
mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum
melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran
yang menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham
maupun jika dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan.
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio
pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai
bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang
investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan
rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
a.
Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Earning Per
Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang
saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. EPS menunjukan
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar
nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.Seorang
investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan
memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar
penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh
karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang
dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa.
EPS
:
Laba Bersih - deviden saham istemewa
Rata-rata
tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
b.
Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Price Earning
Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor
bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.Oleh para
investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk
menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan
dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang
tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung
memiliki PER yang rendah pula.
PER : Harga pasar per
lembar x 1 kali
Pendapatan
Per lembar
c.
Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)
Rasio ini menunjukan berapa besar
nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan,
semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang
dinikmati oleh pemilik perusahaan. Jika harga pasar berada di bawah
nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila
seorang investor pesimistik atau prospek suatu saham, banyak saham dijual pada
harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimistic maka saham
dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
MBV =
|
Harga pasar per saham
|
X
|
1 Kali
|
Nilai buku per saham
|
d.
Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividend
Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga
saham sekarang. Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang
merupakan salah satu komponen dari total return (Total Return = Yield +
Price Change).Dividen yield merupakan sebagian dari total return
yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah,
karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena
perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang
tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk
perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43).
DY =
|
Dividen per lembar saham
|
X
|
100%
|
Harga per lembar saham
|
e.
Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini melihat bagian pendapatan
yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak
dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah.
Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio
yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan.
Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil
pertumbuhan pendapatan perusahaan.
|
||||||||
Daftar pustaka:
Kasmir. 2010.pengantar
manajemen keuangan.jakarta: Kencana
http://nadiranasyiffa.blogspot.com/2011/10/rasio-pasar.html
Kewajiban sewa yg Rp. 50 dan Rp. 60 itu dari mana? Mohon penjelasannya
BalasHapusKak kewajiban sewa yang 50 Sama 60 didapat dari mna?
BalasHapusKewajiban sewa yg Rp. 50 dan Rp. 60 itu dari mana? Mohon penjelasannya
BalasHapus